SEKILAS INFO
: - Friday, 04-10-2024
  • 12 bulan yang lalu / Pemilihan Ketua OSIS tanggal 11 Oktober 2023
  • 1 tahun yang lalu / Persiapan Penilaian Tengah Semester (PTS) dilaksanakan tanggal 09 – 14 Oktober 2023
  • 1 tahun yang lalu / Bersiaplah menghadapi Pemilihan Ketua OSIS Periode 2023-2024
Tut Wuri Handayani – Pengertian, Makna, Sejarah

Halo ! Kamu pasti familiar kan dengan semboyan Tut Wuri Handayani? Yup, itu adalah penggalan kalimat terakhir yang dikemukakan oleh bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara mengenai nilai-nilai pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Adapun penggalan kalimat tersebut yaitu Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Kemudian, sejak 6 September 1977 pemerintah menetapkan Tut Wuri Handayani sebagai semboyan yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan di Indonesia melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977.

Selain itu, kira-kira apa lagi ya informasi penting lainnya yang perlu ketahui? Nah, untuk membantu kamu lebih mengenal semboyan tersebut, berikut mimin akan paparkan informasi mengenai makna dan sejarahnya. Selamat membaca!

Pengertian Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani – Pengertian, Makna, Sejarah

Arti atau makna dari semboyan Tut Wuri Handayani adalah sebagai seorang pendidik, guru harus dapat memberikan teladan, dorongan, dan arahan.

Adapun kedua penggalan lainnya Ing Madya Mangun Karsa memiliki arti di tengah membimbing, memotivasi, memberikan semangat, dan menciptakan kondisi pembelajaran yang mendukung dan kondusif.

Sedangkan untuk Ing Ngarsa Sung Tulada yaitu di depan, seorang pendidik atau guru mampu memberikan contoh tindakan yang baik dan bermoral.

Logo Tut Wuri Handayani
Source: kemendikbud.go.id

Kalian, seperti yang telah kita ketahui bersama, Tut Wuri Handayani telah menjadi logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 1977 hingga saat ini. Merujuk pada laman resmi Kemendikbud, berikut uraian lengkap mengenai makna logo atau lambang Tut Wuri Handayani:

  • Bidang Segi Lima (Biru Muda) menggambarkan alam kehidupan Pancasila.
  • Semboyan ini digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
  • Belencong Menyala Bermotif Garuda Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.
  • Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: ‘satu kata dengan perbuatan Pancasilais’.
  • Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
  • Warna: Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih. Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup Pancasila).

Logo Tut Wuri Handayani

Logo Tut Wuri Handayani yang saat ini kita lihat bermula pada sayembara yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang saat itu belum memiliki logo resmi. Terdapat 1.600 peserta yang ikut seleksi dalam sayembara melalui SK Menteri Nomor 0398/M/1977 pada 6 September 1977.

Dari jumlah tersebut, dipilih 10 lambang atau logo terbaik yang selanjutnya akan dimodifikasi menjadi lambang Tut Wuri Handayani yang sekarang kita kenal.

Sejarah Tut Wuri Handayani

Ki Hajar Dewantara
Source: lpmpriau.kemdikbud.go.id/

Bicara mengenai sejarahnya, tidak akan lepas dari pahlawan pendidikan KI Hajar Dewantara dan juga pendiri Perguruan Nasional Taman Siswa (National Onderwijs Institut Taman Siswa) pada 3 Juli 1922.

Di masa inilah Ki Hajar Dewantara mencetuskan Tut Wuri Handayani yang terdapat juga dalam 7 pasal asas pendidikan di Taman Siswa yang merupakan perjuangan untuk menghadapi pemerintah kolonial Belanda dan sekaligus mempertahankan kelangsungan hidup dan sifat yang nasional dan demokrasi.

Semangat mengajar Ki Hajar Dewantara menjadi cikal bakal semboyan dan lambang pendidikan yang kita gunakan saat ini. Hal tersebut tercerminkan dari keputusan Beliau mengganti nama gelar kebangswanan dari Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dan mengajar secara ikhlas dan membeda-bedakan latar belakang murid-muridnya.

Kalian juga tahu kan saat pembentukan Kabinet Republik Indonesia yang pertama, Ki Hajar Dewantara ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Menteri Pendidikan. Semenjak itu, Ki Hajar Dewantara semakin dikenal sebagai tokoh atau pahlawan yang meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Selain itu, untuk mengenang jasa-jasanya, ditetapkan Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959 perihal penetapan Hari Pendidikan Nasional yang sama seperti hari lahir Ki Hajar Dewantara di tanggal 2 Mei.

Contoh Pelaksanaan

Tut Wuri Handayani – Pengertian, Makna, Sejarah

Agar semakin memahami makna Tut Wuri Handayani, berikut beberapa contoh pelaksanaanya dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Ing Ngarso Sung Tulodo, yang berarti di depan memberikan contoh atau teladan. Contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari ialah saat guru mengajar menggunakan metode ceramah atau memberikan nasihat, ia harus benar-benar siap dan tahu bahwa apa yang diajarkannya tersebut adalah baik dan benar.
  2. Ing Madyo Mangun Karso, yang berarti di tengah membimbing, memotivasi, dan memberikan semangat. Hal ini ini dapat tercermin saat kegiatan belajar mengajar guru menggunakan metode diskusi. Sebagai pendidik, guru diharapkan dapat memberikan masukan atau arahan yang relevan dan berguna bagi anak didiknya.
  3. Tut Wuri Handayani, yang berarti di belakang memberikan dorongan. Contoh pelaksanaan ini dapat terlihat saat guru mengamati, mengikuti, dan mengarahkan anak didik dari belakang dalam mengimplementasikan apa yang dipelajarinya.

Saat guru mengimplementasikan semboyan pendidikan ini, di depan memberikan contoh atau teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan, maka anak didik diharapkan dapat berusaha secara mandiri dan bersaing dengan sehat.

Demikian ulasan mengenai semboyan Tut Wuri Handayani yang penting untuk Kalian ketahui. Semoga kamu semakin mengenal makna dan dapat mengimplementasikan nilai-nilainya kelak untuk kemajuan pendidikan Indonesia

UPTD SMPN 1 Plemahan

Kontak Kami :

SMPN 1 Plemahan

Alamat:  Jalan PLK, Ds. Bogokidul, Kec. Plemahan, Kab. Kediri, Prov. Jawa Timur 64155

Telp(0354) 529228 

E-mail : info@smpn1plemahan.sch.id

Pengumuman Terbaru

Golden Tiket

Hasil Pemilihan Ketua OSIS

E-Voting Pemilihan Ketua OSIS

SMPN 1 PLEMAHAN | Official Website